Ciptaloka.com – Sebelum bisa se-empuk serta se-nyaman sekarang, tahukah kamu kalau bantal dulunya bertekstur keras dan bernilai seni tinggi?
Jika tidak, lebih baik kamu baca dulu info menarik dari Ciptaloka seputar asal usul bantal ini:
Sejarah Bantal dari Mesopotamia sampai Bantal Guling di Indonesia.
Terlengkap nih pasti!
Sejarah Bantal di Peradaban Tertua di Dunia
Peradaban Mesopotamia yang dikenal sebagai cikal-bakal sejarah dunia, telah menemukan bantal sejak 7.000 tahun Sebelum Masehi.
Orang-orang kuno di sana menggunakan benda itu bukan hanya sebagai penyangga kepala di saat tidur saja, lebih dari itu mereka memakainya guna melindungi telinga dari serangan serangga yang dapat masuk kemudian mengganggu tidurnya.
Jika kamu membayangkan bentuk bantal kuno mereka seperti apa, yang jelas tidak seperti bantal di era sekarang. Ya?
Alasannya karena deskripsi bantal kuno Mesopotamia terbuat dari sebongkah batu keras yang diukir membentuk huruf U dengan luas lebar dan pas untuk satu kepala manusia.
Zaman Mesir Kuno; Sejarah Bantal, Orang Meninggal, dan Kesehatan
Bergerak sekitar 2055-1985 Sebelum Masehi.
Di era kerajaan Mesir lampau, bantal sudah dikenal sebagai sebuah benda yang berguna untuk menyangga kepala dari mayat atau jenazah yang akan beristirahat dalam damai.
BANTAL CUSTOM BANDUNG. BISA SATUAN!
Apalagi dalam peradaban mereka, kepala disebut sebagai organ tubuh yang sakral dan merupakan inti dari kehidupan. Untuk itu harus diberi tempat nyaman.
Sementara orang-orang yang masih hidup di era mesir kuno pun memakai bantal untuk melindungi rambut mereka ketika tidur, sekaligus memaksimalkan waktu pemulihan tenaga ketika tidur.
Bahan utama bantal pada zaman ini pun masih didominasi oleh batu. Tapi ada beberapa juga yang berbahan kayu.
Sejarah Bantal di Kebudayaan Cina
Tahun 900-an M bisa dibilang masa awal masyarakat Cina mulai mengenal bantal.
Pengertian bantal zaman itu dibuat dengan teknik hiasan berseni tinggi, semisal; diberikan gambar hewan, tulisan, atau pun ornamen pendukungnya.
Kendati begitu, tapi bahan utama bantal masih menggunakan benda yang keras, semisal batu, keramik, perunggu, giok, bahkan ada juga yang memakai bambu.
Diantara bahan di atas, porselain dianggap paling populer dan mencapai puncak kejayaan produksi masal di era Dinasti Tang (618-907 M).
Sampai dengan abad ke-10/11, zamand Dinasti Song, Jin, dan Yuan, bantal porselain pun masih dipakai. Hal yang menarik lainnya dari sejarah bantal di cina adalah penggunaan bahan giok.
Konon katanya, hanya kalangan kerajaan saja yang boleh memakai bantal giok dalam peristirahatan nya.
Bantal giok itu pun akan diukir menyerupai bentuk harimau berbaring sehingga kepala bisa beristirahat di atasnya dengan bangga dan nyaman.
Geisha di Jepang, dan Sejarah Bantal di Negeri Matahari Terbit
Asal usul bantal berbahan keras pun masih menghiasi perjalanan kita menelusuri sejarah bantal di Jepang. Konon, di negara matahari ini, penggunaan bantal sempat didominasi oleh para Geisha.
Mereka menggunakan bantal dengan bentuk yang kecil, cukup untuk melindungi kepala dan rambut mereka dari tanah di malam hari.
Para Geisha itu hanya ingin memastikan rambut mereka untuk selalu tertata rapi baik siang atau malam hari. Tanpa bantal, dikhawatirkan ketika Ia tertidur, rambutnya akan terkotori oleh debu tanah atau pun serpihan beras yang bercecer.
Era Yunani dan Roma Kuno, Sejarah Bantal Berbahan Empuk Dimulai
Bangsa Yunani dan Roma mulai mengembangkan bantal dan isinya ke dalam bentuk yang sedikit empuk.
Mereka mulai membuat sebuah kain yang diisi dengan padat oleh ilalang, kapas, dan jerami. Cara itu terbilang terobosan baru menuju kenyamanan bantal yang hakiki.
Sayangnya pada zaman itu, bantal dianggap sebagai lambang kekayaan dan kemakmuran. Untuk itu penggunaan bantal masih terbatas di kalangan bangsawan.
CARA MUDAH BUAT BANTAL CUSTOM, LANGSUNG DESAIN. GRATIS!
Sebagai contoh, orang-orang Yunani di Zaman itu membuat bantal menyerupai karya seni.
Mereka menyulam kain bantal dengan sangat istimewa, dan bernilai jual tinggi.
Mereka yakin para bangsawan akan membeli benda itu karena orang kelas membutuhkan lebih dari sekedar alat tidur yang nyaman.
Sama halnya dengan Orang Romawi kuno, yang menyukai bantal berisi bulu angsa asli.
Mereka bahkan tak segan menurunkan para prajurit untuk sekedar memburu angsa guna memenuhi kebutuhan bantal favorit mereka.
Masuk ke Abad Pertengahan, Orang Eropa dan Sejarah Neo-Bantalnya
Pada abad ini, segala kemajuan umat manusia di era sebelumnya ditolak mentah-mentah termasuk bantal.
Akibatnya, bantal mempunyai penggunaan yang terbatas.
Sebut saja pada masa Raja Henry VII yang memimpin kerajaan Inggris kala itu dan melarang penggunaan bantal saat tidur.
Hanya wanita hamil saja yang diperbolehkan memakai bantal. Hal senada pun sempat berlaku di era Dinasti Tudor di Inggris (1485-1603) yang mewajibkan para wanita hamil memiliki bantal.
Maka ketika itu, para pria pun mulai menganggap bantal sebagai sebuah simbol “kelemahan” bagi mereka.
Lain lagi dengan yang terjadi di Prancis.
Pada abad XVII-XIX bantal digunakan sebagai tempat berlutut manakala sedang berdoa di gereja atau kuil.
Raja yang memimpin waktu itu pun membuat aturan khusus tentang hal tersebut. Bantal di sana pun memiliki sebutan khusus bernama “carreau”
Revolusi Industri, Titik Awal Revolusi Sejarah Bantal Nyaman untuk Semua Orang
Masa itu merupakan gebrakan awal yang merubah dunia ke arah lebih maju. Bantal pun termasuk ke dalam agenda.
Alhasil, bantal moderen berupa kain yang berisi kapas pun tercipta berkat kecanggihan mesin uap.
Perlahan benda itu mulai menjadi industri yang tersebar ke seluruh dunia.
Semua orang akhirnya bisa merasakan fungsi bantal secara umum, yakni untuk tidur dan mengistirahatkan kepalanya setelah seharian bekerja.
Sejarah Bantal dan Guling di Indonesia
Penyebaran bantal pun sampai juga ke negara kita Indonesia.
Tidak ada informasi yang jelas dibawa oleh siapa dan bagaimana. Hanya saja bisa jadi benda ini turut diwarsikan oleh bangsa belanda beserta gulingnya.
Nah, hal yang menarik di sini sebenarnya ada pada sejarah guling itu sendiri sebagai teman bantal.
Katanya, hanya di Indonesia saja lho ada bantal berbentuk tabung ini.
Kalau gak percaya, coba perhatikan deh di banyak hotel berbintang.
Pasti di kasur sana jarang ada gulingnya kan? Atau coba lihat film luar negeri atau kebudayaan tidur mereka. Di ranjangnya jarang ada guling juga ya?
So, memang bisa jadi guling kapuk ini adanya cuma di Indonesia.
Soal sejarahnya, ada kok di novel karya Pramoedya Ananta Toer berjudul “Jejak Lanngkah” yang beliau ceritakan dengan kelakar.
Ternyata pasukan Belanda yang datang ke wilayah Indonesia waktu itu tidak diperkenankan membawa perempuan.
Bangsa Belanda yang terkenal pelit pun tidak mau pula bila mereka harus menyewa gundik.
Untuk mengantisipasi rasa “kesepian” mereka, alhasil diciptakan guling sebagai teman tidur.
Lalu ketika masa pendudukan Belanda dikuasai oleh Inggris, Thomas Stanford Raffles yang menjabat sebagai Letnan Gubernur Jenderal Inggris kala itu menyebut “guling” dengan sebutan lain, yakni “Dutch Wife”.
Secara harfiah, Dutch artinya Belanda dan Wife artinya istri. Rupanya kata itu merupakan olok-olokkan pasukan Inggris yang tidak suka pada Belanda.
Kasihan juga ya?
Trend Bantal 2018
Terlepas dari cerita sebelumnya, perlu kamu tahu trend bantal 2018 ini sudah mencapai era di mana kamu bisa custom bantal dengan desain atau gambar semau kamu lho.
Situs yang menyediakan hanya ada di sini.
Kamu bisa berekspresi dengan bantal yang bentuknya kotak, persegi panjang, bahkan bulat. Tertarik membuatnya?
Coba iseng desain dulu aja di sana, kalau OK bisa dipesan satuan jug a lho.
BACA JUGA:
1. Kamu Harus Kenal dengan Produk Bantal Custom Satuan di Ciptaloka.com
2. Dengan 5 Bantal Custom Bertemakan Makanan ini, Dijamin Ruang Tamu Kamu jadi Lebih Istimewa!
3. Info Seputar Dropship Bantal Custom di Ciptaloka, Cara Jadi Dropshiper, serta 9 Keuntungannya!
[…] 1. Sejarah Bantal dari Mesopotamia sampai Bantal Guling di Indonesia […]
[…] 1. Sejarah Bantal dari Mesopotamia sampai Bantal Guling di Indonesia […]
[…] 2. Sejarah Bantal dari Mesopotamia sampai Bantal Guling di Indonesia […]
[…] 1. Sejarah Bantal dari Mesopotamia sampai Bantal Guling di Indonesia […]