Ciptaloka.com – Dalam dunia fashion, penggunaan bahan seperti kulit binatang bisa dibilang lumrah. Pasalnya suatu produk fashion yang menggunakan material itu disinyalir akan mampu menampilkan nilai jual yang tinggi serta menonjolkan ke-unikan tersendiri.
Sayangnya dampak dari trend fashion dengan jenis bahan tersebut, justru menimbulkan perburuan akan kulit hewan yang tidak terkendali. Bukan tidak mungkin bilamana kegiatan berburu tadi tidak dihentikan maka kulit dari spesies hewan tertentu akan menemui kepunahan.
Maka dari itu, guna menanggulangi hal tersebut, para produsen fashion mulai memutar otak untuk mengganti bahan kulit asli dengan bahan kulit industri. Alahasil, muncullah jenis material kulit faux leather.
For your information, faux leather adalah salah satu jenis kulit sintetis (buatan manusia) yang memiliki tampilan hampir menyerupai kulit asli. Dengan mata telanjang, kamu dapat membandingkannya dari segi warna, motif, kelembutan, dan ketebalannya yang hampir mendekati kata “serupa.”
Ditambah lagi, bahan kulit sintetis tersebut memiliki harga produksi yang jauh lebih murah, tapi kualitasnya tentulah tidak murahan begitu. Guna mengetahui lebih dalam, berikut Ciptaloka sudah merangkum:
Deretan Fakta Tentang Bahan Kulit Faux Leather
Mari Kita Mulai dari..
Sejarah Kulit Buatan Manusia (sintetis)
Menurut catatan situs leather subtitu.com perkembangan kulit sintetis kurang-lebih sudah melewati 5 tahapan teknologi. Mulai dari:
Generasi pertama, yang masih berupa kain tenun yang dilapisi dengan resin polivinil klorid.
Generasi kedua, mulai menggunakan poliuretan berlapis kain wrap rajutan.
Generasi ketiga, menerapkan percobaan dengan serat poliuretan berlapis non-woven.
Lalu pada generasi keempat, dengan metode resapi non-woven staple island. Dikenal pula sebagai micro-fiber.
Terakhir di generasi kelima, menggunakan teknologi produksi yang kompleks karena melibatkan 4 keahlian. Mulai dari produksi serat stapel pulau, teknologi kain non-anyaman, pewarnaan kulit, dan finishing kulit micro-fiber.
Hasil dari tahapan-tahapan rumit tersebut, melahirkan material Bernama kulit Faux Leather yang kita kenal sampai dengan sekarang.
Jenis-Jenis Kulit Sintetis
Berhubung kulit termasuk ke dalam salah satu bahan mentah untuk pembuatan produk fashion, tidak heran bila jenis-jenisnya pun beragam. Supaya tidak terlalu Panjang, terdapat dua varian produk kulit yakni: .
source : aliexpress
Kulit PU (polyurethane)
- Tampilan bagian luar, mendekati mirip dengan kulit yang asli.
- More breathable, yang artinya memiliki serat nan lebih baik.
- Lebih eco-friendly, nan berarti tidak merusak lingkungan.
Kulit PVC (polyurethane)
- Dari segi tampilan hampir sama, hanya saja lebih berpori.
- Memiliki harga yang lebih murah dibandingkan kulit PU
- Material full imitasi (berbahan dasar plastic)
Penggunaan Material Faux Leather
Pada zaman dulu, kulit pun sudah banyak dibuat sebagai pakaian oleh para pendahulu kita. Alasannya jelas karena material ini lebih awet, mampu memberikan perlindungan yang bagus, dan mudah guna diolah menjadi apa saja.
Kenali Juga: Aneka Bahan Kaos yang Dijamin Pas Untuk Sablon Digital
Tak heran bila di zaman sekarang, masih menjadi primadona untuk membuat produk-produk fashion branded, seperti di bawah ini:
- Sepatu Kulit: Sebuah alas kaki yang terbuat dari kulit, mampu memberikan daya tarik tersendiri.
- Tas Kulit: Banyak ditemukan brand besar menggunakan kulit ular atau buaya sebagai material dasar guna membuat tas branded mereka.
- Jaket Kulit: Material jaket nan terbuat dari kulit, mampu memberikan perlindungan extra tidak hanya dari serangan angin, tapi juga serangan hujan. Dijamin tidak akan tertembus deh.
- Cover Notebook: Selain pakaian, kulit pun di era selakarang ada yang dipakai untuk sampul buku catatan. Contohnya produk notebook custom di ciptaloka :
https://www.ciptaloka.com/editor_custom_notebook_retro_kulit_a5-483
Material diambil dari kulit sintetis berwarna coklat tua. Lalu bagian depan maupun belakang sampul, dapat dicetak dengan desain atau gambar suka-suka. Jadi makin keren kan ya?
Perawatan Benda Berbahan Kulit PU
Pastinya, dengan label berupa “kulit sintetis” kamu akan menilai bahwa bahan ini akan mudah rusak, mengelupas, memudar, pun menipis. Padahal sejatinya tidak semua kok.
source : https://www.popbela.com/fashion/style-trends/hafidhza-putri-andiza/cara-merawat-faux-leather
Faux leather memiliki kelebihan dari segi ke-tahanan, asalkan kamu sebagai pengguna rajin merawatnya dengan baik. Pun kalo belum tahu cara merawatnya, Ciptaloka sudah rangkum nih:
- Hanya mengelap dengan kain basah, bila produk berbahan kulit memiliki noda.
- Boleh menggunakan cairan sabun bayi, untuk mengoptimalkan proses pembersihan
- Cairan tersebut bisa kamu masukkan ke dalam semprotan agar bisa membersihkan secara merata.
- Setelah noda bersih, lap dengan kain kering dan juga bersih.
- Biarkan mengering dengan sendirinya, tidak perlu dijemur di bawah sinar matahari.
Penyimpanan Produk Berbahan Kulit
Sesudah tahu tentang cara membersihkannya, sekarang kamu pun harus tahu tempat yang pas untuk menyimpannya setelah dibersihkan.
Sebab bila salah tempat, produk berbahan kulit ini malah menumbuhkan jamur-jamur yang tentunya merusak tampilan.
Biasanya hal tersebut muncul karena menyimpan barang di tempat yang mendasar, kurang sinar matahari, pun di-tumpuk di sembarang lokasi.
Supaya tidak terjadi, baiknya simpan produk berbahan kulit di tempat nan mudah kamu temukan, dan terpenting tidak lembab atau gelap. Sama jangan lupa sertakan Silica Gel di dalam tempat penyimpanannya (misal box atau kantung).
Benda itu akan mengontrol udara di dalam tempat agar tidak mudah menumbuhkan jamur perusak. Dengan begitu produk berbahan kulit kamu akan nyaman deh. Dijamin!
Demikianlah artikel informatif tentang bahan kulit, yang meliputi sejarah sampai dengan cara perawatannya. Kalo misal ada yang kurang, boleh kamu tambah di kolom komentar, ya?